Perintah pertama yang diwahyukan dalam Al-Quran adalah membaca. Membaca, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, tidak hanya berarti membaca secara manual atau harfiah, tetapi juga mencakup menyampaikan, menganalisis, mengeksplorasi, mengamati, dan meneliti.
Pesan paling penting dalam agama adalah pentingnya terus-menerus membaca dan belajar sepanjang hidup kita. Setiap tahap kehidupan penuh dengan misteri yang dapat diungkap melalui pembelajaran yang luas.
Kewajiban Membaca bagi Umat Muslim
Belajar, membaca, meneliti, dan menggali sebenarnya adalah kewajiban setiap muslim. Hal ini didasarkan pada kata "iqro", yang merupakan kalimat perintah (fiil amar), yang berarti bahwa setiap manusia diperintahkan untuk belajar dan terus belajar.
Selain itu, dengan mempelajari semua ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang perintah untuk belajar, kita dapat melihat bahwa ada banyak di antaranya. Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa seorang hamba yang akan ditinggikan derajatnya adalah orang yang berilmu. Cara untuk memperoleh pengetahuan adalah dengan belajar. Allah berfirman dalam Surah Al-Mujadalah, ayat 11, menjelaskan keunggulan orang-orang yang berilmu:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
Demikian juga, ada banyak hadis yang menjelaskan perintah Nabi untuk belajar dan pentingnya belajar, seperti:
"Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim" (HR Ibnu Majah)
"Barangsiapa yang ingin mendapatkan dunia, maka hendaklah ia memperoleh ilmu. Barangsiapa ingin mendapatkan akhirat, hendaklah ia memperoleh ilmu. Dan barangsiapa yang ingin mendapatkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia memperoleh ilmu." (HR Ahmad)
Dari perspektif teologis, budaya literasi memegang posisi yang sangat penting sebagai ukuran kebahagiaan dan penderitaan bagi setiap manusia. Kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta penderitaan, semuanya tergantung pada ketulusan dalam menguasai semua aspek yang terkait dengan kedua dunia tersebut.
Sejarah Literasi dalam Komunitas Muslim
Dari segi sejarah, kita sebagai umat Islam memiliki sejarah yang sangat gemilang karena budaya literasi dan cinta terhadap ilmu pengetahuan. Peradaban Islam mencapai puncaknya dan disebut sebagai zaman keemasan, tidak hanya karena kemajuan dalam teknologi dan sains, tetapi juga karena keseriusan dan kesadaran tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, pada masa kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Harun al-Rashid.
Selama masa kekhalifahan, budaya literasi dan cinta terhadap ilmu terus berkembang dan menjadi semakin penting bagi umat Islam. Salah satu contoh penting dari periode ini adalah didirikannya rumah-rumah pengetahuan atau perpustakaan, seperti Baitul Hikmah yang didirikan pada masa kekhalifahan Harun al-Rashid.
Pada periode kekhalifahan Abbasiyah, banyak ulama dan penulis terkenal yang menghasilkan karya-karya monumental dalam berbagai bidang seperti ilmu matematika, astronomi, filsafat, sastra, dan sejarah. Beberapa contoh ulama terkenal pada masa itu antara lain Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rushd. Karya-karya mereka sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
Selain itu, sistem pendidikan Islam juga sangat berkembang pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Madrasah atau sekolah-sekolah Islam didirikan di berbagai kota besar seperti Kufah, Baghdad, dan Cordoba. Sekolah-sekolah ini menawarkan pelajaran-pelajaran yang sangat beragam seperti Al-Quran, hadis, fiqh, tafsir, matematika, ilmu falak, dan sejarah.
Dalam hal ini, banyak ulama yang berperan aktif dalam memberikan pendidikan dan pengajaran, seperti Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Mereka menjadi guru bagi banyak pelajar dan membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Secara keseluruhan, pentingnya membaca dan belajar dalam Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan umat Islam selama berabad-abad. Semangat cinta terhadap ilmu pengetahuan dan budaya literasi telah menjadi pondasi yang kokoh bagi kemajuan peradaban Islam pada masa lampau, dan akan tetap menjadi kunci penting bagi masa depan yang lebih cerah bagi umat Islam.
Penulis : Rifqy Iza Fahrizal (Ketua Bidang Perkaderan PC IPM Solokuro Periode 2021-2023)
0 Komentar