Sang Penggibar Bendera Pusaka Yang Handal

Namaku Danu Mulyahana, aku adalah seorang anak dari seorang bapak yang luar

biasa yang hanya bekerja menjadi seorang buru tani tapi sangat luar biasa karena ke

tegarannya membesarkan kusendirian tanpa didampingi oleh ibuku, ia adalah bapak

terhebat yang juga bisa berperan menjadi seorang ibu sekaligus, aku bangga menjadi

seorang anak petani. Dan aku bangga hidup di desa yang begitu sejuk udarannya begitu

asri suasananya bahkan rasa sejuk yang kudapat dari hidup didesa tidak akan pernah

bisa digantikan dengan kehidupan elit di kota


Aku juga sekolah didesa disebuah sekolah yang sederhana yang hanya memiliki

murid belasan, bahkan bisa dikatakan sekolah mewah mepet sawah, karena sekolahku

berada di area sekitar pertanian, walaupun sekolahku sederhana muridnya tidakkalah

unggul, dan pada hari itu tangga l0 1Agustus 2022 disekolahan kami terdaftar atau

tercantum namanya untuk mengikuti seleksi paskibraka, dan disitu aku disuruh guruku

untuk ikut,namun karena keterbatasan dari biaya pesangon bahkan persyaratannya pun

tidak bisa kupenuhi karena aku bukan dari anak golongan mampu, aku merasa sangat

sedih karena tidak bisai kut seleksi.


Aku yang hanya bisa melihat teman-temanku yang mempersiapkan diri untuk ikut,

aku hanya bisa tersenyum getir karena merasa gagal dengan semua impianku yang

telah kuimpikan saatini, tapi aku harus tetap semangat karena mungkin memang

bukan takdir kuuntuk ikut, dan setiap hari aku selalu melihat para teman teamanku

berlatih dan saatmereka Berlatih ada sebuah kejadian dimana bendera yang dikibarkan

tersangkut pengerek bendera, semuapun bingung karena bendera yang dikibarkan

tidak bisa berkibar gagah dilangit yang cerah.


Mau tidak mau aku pun maju ke depan dan memanjat tiang bendera agar bendera

pusaka bisa berkibar gagah kembali, dan akhirnya bendera tersebut bisa berkibar gagah

di langit-langit bumi Indonesia, dan semua pun merasa bahagia kembali karena dapat

melihat sang pusaka berkibar.


Keesokan harinya aku pun dipanggil oleh orang nomor 1 diIndonesia yaitu

presiden karena kejadian kemarin, aku juga dijuluki oleh seluruh masyarakat sang

cahaya pusaka, dan saat aku dipanggil oleh bapak presiden aku pun dijanjikan oleh pak

presiden menjadi seorang paskibra tanpa mengikuti seleksi sedikit pun, aku pun merasa

sangat bangga dan bahagia ketika besok tanggal 17 Agustus bisa menjadi salah satu

dari pengibar sang pusaka di istana negara.

Dan akhirnya pada tanggal 17 Agustus, disitulah hari dimana aku merasa sangat 

bangga kepada seluruhnya, dan pada hari itu aku pun merasa sangat paling beruntung

dari semua orang bahkan seluruh masyarakat Indonesia, terimakasih pak presiden atas

hadiah yang berharga.

Posting Komentar

0 Komentar