Bangkitlah Negriku

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 77 tahun. Bangsa indonesia yang semakin

kuat adanya. Dalam sepucuk kisah ini izinkan aku mengatakan kemerdekaan yang sangat

megah. Kemerdekaan yang membuatku terharu dan ini sebuah pengalaman yang tak akan

pernah terlupakan. Perkenalkan. Namaku Tri Bintang Maylanie aku sekarang berada di kelas

8 Mts Muhammadiyah 13 Solokuro. Berbicara mengenai merdeka, tentunya teman-teman

seikatan IPM juga mengetahui bukan? kalau ini bulan agustus. Bulan kemerdekaan indonesia.

Di mana pada sejarahnya tanggal 17 Agustus 1945 bangsa indonesia telah berjuang dan

menyatakan merdeka. Itu di tandai dengan proklamasi oleh bapak insiyur Soekarno dan

Muhammad Hatta. Kemerdekaan bangsa indonesia yang telah di perjuangkan banyak para

pahlawan, para rakyat, para guru, para murid, para santri, para pejuang muda, para pejuang

muda. Semuanya berkorban dengan jiwa dan raganya. Berkat izin Yang Maha Esa dan

perjuangan dari rakyat Indonesia. Akhirnya kita menang, kita merdeka sampai sekarang yang

sudah 77 tahun bangsa Indonesia merdeka. Kemudian bagi pelajar seperti kita, harus belajar

sejarah dengan banyak. Jangan sampai kita melupakan sejarah. Kita harus tetap teguh untuk

mempelajari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada kesempatan ini, berbincang mengenai kemerdekaan yuk!. Bagaimana bangkit

dari sekian lama terlelap. Bagaimana kader ikatan pelajar muhammadiyah mampu

menunjukkan bahwa semangat dalam kemerdekaan bangsa Indonesia tidak pernah berkurang.

Kita mulai saja dari upacara yang kita lewati. Aku punya pengalaman yang menarik bersama

teman-temanku sekelas saat mengikuti upacara. Pada kali ini, tepat pada hari Rabu, 17


agustus 2022 ada upacara pengibaran bendera Merah Putih di lapangan Tlogo ploso-

Payaman. Pengibaran bendera merah putih yang merupakan bendera kehormatan itu


berlangsung hikmat. Dari sekian pagi yang ku lewati, energi dari pagi hari pada upacara

pengibaran bendera ini sangat mendaya. Ada kekuatan energi yang besar setelah mengikuti

upacara pengibaran bendera itu. Berawal dari berkumpul di madrasah kita berkumpul satu

madrasah untuk berangkat bersama. Aku berangkat ke madrasah pada pukul 06.15 wib di

susul amel. Dengan naik motornya amel, kita sampai di sana. Di madrasah aku bertemu izzah

dan bibi syafa.


“Biiiiii , , kok pagi banget kamuuu?. Sudah sarapan bibi?. ” Aku bertanya pada bibi yang

sudah di madrasah lebih dulu dari pada aku.

“Sudah doong, , , kita mah, pejuang pagi euyy , , menolak bangun kesiangan seperti anda!!

Wkwkwk.” Bibi syafa menjawab dengn penuh senyuman.

Kemudian izza langsung menyusul sapaan, “Eehhh, , ,mbak ameeeel, , dan mbaak bintaaangg

, , , udah datannnggg . . . sini peluk dulu mbak bintang!!.”

“Mbak bintang sudah membawa kaos kaki?. Aku sudah bawa. Tapi milikku warna hitam.”

Izza menyusul pertanyaan lagi padaku.

“Sudah, tapi milikku warna putih, sebenarnya memang warna apa sih?.” Jawabku pada izza.

“Kata bu guru, memang warna putih. Tapi milikku rusak. Aku baru saja beli dari kemarin

nyari nggak dapat. Yaudah ini aja lah milikku.” Jawab izza dengan agak kesal karena tidak

dapat menemukan kaos kaki warna putih.


“Yaudaaahlaaaaahhh , , , sabaar dek izzaaaaa, , , jangan nyerah . . . yukk semangat yuukk!!!”

semangatku pada izza yang agak kesal.

“Eh, bibi, amel. Udah pernah upacara pengibaran bendera belum?. Gimana?. Aku penasaran”

tanyaku pada bibi dan amel.

“Kalau aku sih belum yaa mbak bintang. Tapi bukannya yang menyanyikan lagu Indonesia

Raya itu yaaa?. ” Jawab bibi dengan polos.

“Upacara pengibaran bendera merah putih, yaaaa format upacara yang hikmat. Kemudian

ada paskibra. Paskibra itu pasukan pengibaran bendera. Itu pasukan khusus dalam

menjalankan pengibaran bendera 17 agustus. Pasukan ini berlatih dengan keras dan serius.

Setelah bendera merah putih sudah di tarik ke atas, maka semuanya menyanyikan lagu

Indonesia Raya. Nanti ada beberapa rangkaian acara yang hikmar setelahnya. Yang

terpenting bendera merah putih di biarkan di atas sampai sore baru di turunkan. ” Terang

amel dengan panjang. Sedangkan, aku dan bibi syafa hanya tercengang.

“Oalaaaahhh, , , kamu jago yaaa amel. Berarti sama ngga? Kaya upacara yang ada di latihan

HW?.” Tanyaku pada amel.

“Yaaaa beda laah. Ini kan upacara bendera. Mungkin gerakannya dalam barisan yang sama.”

Jawab amel pada ku.


Beberapa saat kemudian kita berangkat bersama naik mobil bak. Tidak terlalu padat.

Perjalanannnya santai dan cepat karena memang jaraknya dekat. Nggak sampai 20 menit kita


bersama sudah sampai di lapangan tlogo ploso. Baru ada 3 grup peserta atau semacam 3

peserta madrasah yang sudah datang di lapangan. Itu terlihat dari seragam yang berbeda.

Kayaknya yang 2 ini usia mts, dan yang satunya adalah peserta dari Sd. Karena terlihat wajah

dan seragamnya yang berbeda. Entahlah, benar atau tidak. Itu hanya dugaanku saja kepada

peseta itu. Sebenarnya aku sudah sering melihat lapangan tlogo ploso. Tetapi sangat berbeda

sekali rasanya sekarang. Mungkin karena aku grogi. Mungkin juga ini adalah energi untuk

bangkit menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menjadi pribadi yang lebih bijaksana dari yang

belum bijak.

Kemudian waktu berjalan, perlahan peserta berdatangan dari berbagai desa. Upacara

pengibaran bendera merah putih ini di ikuti oleh madrasah se-kecamatan solokuro. Banyak

sekali yang berjalan kaki. Di desa payaman sendiri ada banyak madrasah. Dan mereka pergi

ke lapangan tlogo ploso dengan jalan kaki. Sehingga tampak pada pukul 07.00 Wib banyak

pelajar yang memenuhi jalanan. Suasananya cukup ramai. Aku senang banget rasanya

melihat suasana seperti ini. Nampak indah, rukun, dan bersemangat. Tak lama kemudian

guru-guru kita menyuruh pelajarnya untuk berbaris dengan rapi. Dengan di bantu pemimpin

pasukan upacara pengibaran bendera merah putih. Kita pun berbaris dengan rapi. Sesuai

arahan dari pemimpin pasukan. Melihat upacara yang telah di mulai membuatku bersiap

untuk serius. Karena ini adalah upacara pengibaran bendera bagiku yang pertama kali. Maka

aku akan berusaha tampil dan mengikutinya dengan serius dan bersemangat. Rangkaian demi

rangkaian upacara telah di laksanakan. Panas matahari tak bisa di tutupi. Aku tak bisa bohong

kalau hari ini begitu panas. Dengan sengaja aku melirik kanan kiriku, peserta upacara ada

yang ramai, ada pula yang lemas dan tidak kuat. Namun, aku. Aku tidak akan lemas. Aku

harus kuat seberapa besar perjuangan pahlawan zaman yang dahulu. Kejadian di samping

kanan-kiri. Menjadi sebuah usaha semangat untuk diriku ini. dalam batinku harus lebih kuat

dari pada aku yang sekarang. Semangat dengan hikmat mengikuti upcara pengibaran bendera.

Pengalaman pertama dan harus kuat bagiku. Kebanyakan dari mereka tidak mampu untuk

tetap kuat. Aku berusaha untuk menyimak paskibra yang bertugas mengibarkan bendera

merah putih tersebut. Aku mengamati dari jauh, paskibra yang melakukan tugasnya dengan

sebaik-baiknya. Melihat kejadian itu membuat aku harus berbuat sebaik mungkin. Aku tak

akan berhenti pada status mempertahankan diri saja. Aku harus terus berjuang agar tetap

berkibar segagah merah putih. Banyak sekali inspirasi yang ku dapatkan dari upacara

pengibaran bendera merah putih. Sekalian aku tidak bisa begitu saja melepaskan semangat

itu. Bendera merah putih yang berkibar di atas memberikan aku inspirasi. Bahwa kehidupan

dengan marwah pelajar IPM. Terkadang dalam menghadapi pengetahuan sering kali kita


takut untuk tetap teguh bertahan. Mempertahankan diri di atas kebajikan adalah hal yang

penting dalam pandangan sebuah bendera merah putih. Namun, apa sebenarnya kisah berapi

di dalam upacara ini. Pengibaran bendera ini bukanlah simbol kelemahan. Ini adalah simbol

untuk perjuangan harus tetap berkibar. Dalam memegang komitmen tersebut tidak bisa hanya

setengah hati dalam membentuk semangat. Meskipun panas terik matahari membasahi, aku

tetap melawan rasa cemas itu.

Beberapa peserta itu memang tak kuat dan lemas. Itu bukan sebuah kesalahan. Hanya

saja itu bukan pembuktian sebuah semangat. Memang tak kuat adalah pilihan. Namun, bukan

identitas seorang pejuang. Hanya karena mendapati singsing panas terik matahari. Lama aku

mencoba bertahan, ini momen yang haru. Ketika lagu indonesia raya berkumandang, dadaku

berdebar. Bukan takut, bukan cemas, bukan lagi rasa ingin lepas. Ini adalah rasa megah

bahwa bangsa indonesia akan menjurus dengan jiwa yang sudah tertanam. Pengakuan

kedaulatan jiwa merdeka pada bangsa Indonesia harus mulia. Lagu indonesia raya yang di

nyanyikan oleh puluhan jiwa di sebuah lapangan. Jiwa-jiwa yang kuat, jiwa yang akan

bangkit lebih kuat. Para pelajar dan para peserta upacara yang menjadi garda kedaulatan jiwa

bangsa indonesia. Rasanya jiwa ini tergetar. Baru kali ini aku merasa bulu kudup di belakang

leherku berdiri. Aku tak bisa menahan ingin menangis. Namun, kita harus berusaha untuk

menemukan keindahan dalam lagu Indonesia Raya. Barang kali memang lagu Indonesia raya,

bukanlah sebuah lagu nada. Tetapi, indonesia raya adalah suara-suara jiwa yang di lantukan

dengan ritme. Tepat di atas, di ujung tiang bendera. Lagu Indonesia raya berhenti dan

bendera merah putih terhenti. Dengan mulia bendera kehormatan yang tetap merawat

kebangsaan itu. Setelah selesai upacara pengibaran bendera merah putih peserta upacara di

bubarkan oleh pemimpin pasukan. Dari situ rasanya legaaa, akhirnya aku kuat upacara

pengibaran bendera dari awal hingga akhir. Begitu legah rasanya, aku duduk sebentar dengan

syafa. Kita berbincang lama mengenai rasa upacara.


“Mbak bintang, serius banget dari tadi. Mbak bintang takut pemimpin pasukan yaaa?.” Tanya

bibi syafa.

“Nggak bi syafa, aku hanya ingin serius dalam upacara pengibaran bendera merah putih yang

pertama kali. Bagiku, ini pengalaman yang luar biasa tau?. Heheheh. ” Jawabku pada bibi

syafa yang mulai melonjorkan kakinya.

“Emmmm , , jadi gitu yaaa?. Okeeeeh.” Terang bibi syafa yang istirahat.


“Biii, menurut kamu?. Apa pengalamanmu yang kamu dapat dari upacara pengibaran bendera

merah putih tadi?.” Aku memandangi langit yang mulai bergerak. Seolah meninggalkan aku

dan bibi syafa di lapangan tlogo ploso itu.

“Kalau aku sih, sederhaa saja mbak bintang. Aku ikut bernyanyi lagu Indonesia Raya” ucap

bibi syafa dengan ikut memandangi langit yang mulai berjalan.

“ Rasanya aku ingin bernyanyi setiap hari lagu Indonesia Raya bii. Tak bisa aku pikirkan, ini

seperti nyanyian kedamaian jiwa-jiwa yang teguh dengan komitmen. Bangsa indonesia yang

mulai berkembang menuju peradaban manusia. ” Aku memandangi sorot mata bibi syafa.

“Sayangnya kita belum sampai akhir, rasanya waktu telah merenggut kita berbincang, kita

harus meneruskan bincang ini di atas mobil nanti yaa bii” aku mendayuh. Karena guru-guru

sudah memanggilku.


Saat yang singkat untuk dapat mengatakan semuanya. Hanya saja, dalam waktu yang

berkurun. Ini adalah kesempatan yang mulia. Pada kenyataan ini, aku mencanangkan.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA yang ke 77 tahun. Mari bersama bangkit dan

berbenah. Kita bukan mereka yang tak punya garuda. Kita sangat kuat dalam menghadapi

peluang dan menciptakan solusi. Kebangkitan butuh di bentuk dari hal-hal kecil.


Nama        : Tri Bintang Maylanie

Asal          : PR IPM MTs M 13 Solokuro

Judul         :  Bangkitlah Negriku


Posting Komentar

0 Komentar