Ternyata Kejujuran Memiliki 5 Bentuk



Semakin berkembangnya zaman, teknologi semakin berkembang pesat, persebaran informasi sudah tidak bisa lagi dibendung. Hal ini juga berbanding lurus dengan semakin bervariasinya model penipuan, pemalsuan dan kebohongan. Semuanya berakar pada minimnya kejujuran dalam pikiran dan tindakan seseorang. Di zaman yang serba palsu ini, kejujuran menjadi semakin langka. Hal ini semakin miris ketika minimnya kejujuran juga ada pada diri seorang muslim yang harusnya berpegang teguh pada prinsip kebenaran. Seoang muslim seharusnya menegakkan pilar-pilar kejujuran.

Di sini kita akan membahas terkait bentuk-bentuk kejujuran yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Simak lima tanda-tanda kejujuran di bawah ini:

1. Bicara benar. Seorang muslim apabila berbicara tidak akan membicarakan selain kebenaran dan kejujuran, bila memberitakan tidak akan memberitakan kecuali yang benar-benar sesuai dengan perkaranya, karena bohong dalam berbicara termasuk dalam kemunafikan dan tanda-tandanya, Rasulullah bersabda;

"Tanda tanda orang munafik ada tiga: Bila berbicara berdusta,bila berjanji mengingkari,dan bila dipercaya dia khianat."

2. Jujur dalam bekerja. Seorang muslim bila bekerja bersama orang lain maka ia berbuat jujur di dalam kerjanya, tidak mau menipu, memperdaya, berdusta dan membujuk di dalam berbagai keadaan apapun.

3. Jujur dalam bertekad. Seorang muslim apabila telah berniat melaksanakan suatu perbuatan yang harus dilaksanakannya, dia tidak akan ragu-ragu dalam hal itu bahkan melangsungkannya dengan teguh tanpa menoleh kemanapun ataupun memperhatikan yang lain, sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna.

4. Jujur dalam berjanji. Seorang muslim jika berjanji kepada seseorang,ia akan memenuhi janjinya kepadanya, sebab menyalahi janji termasuk tanda-tanda kemunafikan, sebagaimana tersebut di dalam hadits yang mulia di atas.

5. Jujur dalam berpenampilan. Seorang muslim tidak akan menampakkan penampilan yang tidak sesuai dengan kondisinya,tidak akan menampilkan sesuatu yang menyelisihi batinnya. Dia tidak akan mengenakan pakaian palsu, tidak pamer, tidak pula memaksa-maksakan apa yang bukan miliknya, karena sabda Rasulullah, "Orang yang pura-pura memiliki banyak sesuatu yang bukan miliknya, bagaikan orang yang mengenakan dua pakaian palsu (dusta)."

Ini berarti bahwa orang berhias dan memperindah diri dengan apa yang bukan miliknya agar diapandang sebagai orang yang kaya, adalah seperti orang yang memakai dua pakaian usang untuk memamerkan kezuhudan padahal dia bukan orang yang zuhud maupun sengsara.
=====================
Hafidhotus Salma Zein
Alumni PDPM 1 PC IPM Solokuro

Posting Komentar

0 Komentar