Setelah duduk tenang, aku mulai membaca soal-soanya. Aku lebih dahulu mengerjakan soal-soal yang mudah. 1 jam aku berkutat dengan soal-soal di atas kertas. Kepalaku sudah dipenuhi angka-angka, dan kemudian terdengar pengumuman.
"Waktunya tinggal tiga puluh menit lagi." Terdengar suara speaker lantang
“Haduh! Masih 13 soal lagi nih.” Gumamku
"Nanti saat waktunya sudah habis, para peserta dimohon untuk keluar ruangan dan lembar jawabannya ditinggalkan di atas meja." Ucap pengawas ruangan yang malah membuatku semakin gugup.
Aku kalang kabut ketika seseorang di speaker mulai menghitung mundur.
"Sepuluh."
"A, C." Kucoba isi sebisaku. Ah… lebih tepatnya sih, asal-asalan.
"Sembilan."
"D, A."
"Delapan
"B, em..?"
"Tujuh."
"C."
"Enam."
"A, D."
"Lima."
"B, D."
Terlihat beberapa peserta telah selesai dan mulai membereskan alat tulisnya.
"Tiga."
"C, A, C."
"Dua."
"Alhamdulillah selesai." Gumamku dengan mengelus dada. Aku cepat-cepat merapikan semua alat tulisku dan bergegas keluar ruangan.
"Satu."
"Dimohon semua peserta untuk keluar ruangan."
"Huhh." Aku bernafas lega ketika aku sudah keluar ruangan.
***
Aku berjalan menemui Indah. Setelah menemukannya, aku langsung bertanya-tanya. Mulai dari soalnya ada berapa? Dapat nomor bangku berapa? dan lain lain. Sekarang aku dan Indah pergi membeli jajanan di kantin sekolah itu.
"Aku deg-degan bangt nih, nanti gimana ya hasilnya." Ungkap Indah.
"Kalau aku sih biasa aja." Ucapku datar. Jujur aku juga deg-degan, tapi aku mengatakan hal itu karena aku tidak mau terlalu kecewa ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
"Ya.. kamu gak seru." Balas Indah cemberut
Setelah mendapatkan makanan itu, kami kembali ke Pak Yanto. Tiba tiba Pak Yanto berkata, "Ada kabar baik buat Jingga, kamu dapat juara 3." Aku langsung kaget, hatiku dag-dig-dug tak menentu.
"In, deg-degan nih aku gara-gara Pak Yanto, aku takut Pak Yanto cuma salah baca." Ujarku kepada Indah.
"Yeh… Tadi katanya biasa aja, sekarang bilang deg-degan… Ya udah, tinggal ditungguin aja." Jawab Indah membalas ucapanku sebelumnya.
Waktu terus berjalan sampai upacara penutupan telah dimulai.
"Langsung saja pembacaan pemenang olimpiade ini. Saya mulai dari olimpiade Matematika." Hatiku dag-dig-dug tak menentu, aku hanya takut omongan Pak Yanto itu salah.
"Harapan dua diraih oleh, SD Harmoni."
"Harapan satu diraih oleh, SD Cakrawala."
"Juara tiga diraih oleh." MC itu menggantungkan ucapannya
"SD Graha Widya." Aku seakan tidak percaya pada pendegaranku sendiri.
"Dimohon untuk maju kedepan."
Setelah itu, MC lanjut mengumumkan juara-juara yang lain.
"Sekarang untuk bapak kepala sekolah dimohon untuk menyerahkan trophy." Ujar MC.
Kulihat kilat keemasan dari tophy itu. Ya, inilah bukti dari apa yang sering Ayah katakan padaku. Tuhan selalu punya hadiah untuk seseorang yang bersungguh-sungguh melewati letih. Selalu ada kado untuk setiap penat.
0 Komentar