Dua minggu
kemudian, tiba hari yang sudah kutunggu-tunggu, setelah semua penat yang aku
lewati. Yaps! Aku dan Indah mewakili sekolah untuk olimpiade MIPA.
"Sudah
selesai?" Tanyaku pada Indah. Sekarang aku ada di rumahnya. Rumah Indah
cukup dekat dengan sekolah.
"Sudah,
tinggal pakai sepatu." Jawab Indah sambil menenteng sepatunya.
Setelah semua
siap, kita beragkat bareng ke sekolah. Gerbang sekolah yang dipenuhi lalu
lalang siswa-siswi yang baru tiba di sekolah. Aku berhenti sebentar, menatap
papan nama sekolahku.
“Huft, hari ini
aku akan membawa nama besar sekolah ini.” Gumamku dalam hati.
"Jingga
sudah ditunggu Pak Yanto di parkiran." Terdengar suara Bu Fajriah yang
membuyarkan lamunanku.
"Iya
bu." Ucapku sambil tersenyum.
Aku dan Indah
langsung menuju parkiran bersama Bu Fajriah. Dan benar di sana sudah ada Pak
Yanto. Ya… Pak Yanto yang akan mendampingi kami dalam perlombaan ini. Setelah
bersalaman dengan Bu Fajriyah, aku dan Indah masuk ke Mobil pak Yanto. Pak
Yanto pun menyalakan mobilnya.
***
Di dalam mobil
aku sedikit ngobrol dengan Indah, yah… sekedar megusir rasa grogi dan cemas. Tak
lama tibalah kami di sekolah yang menjadi tuan rumah untuk lomba ini. Kami
turun dari mobil. Aku mengambil nafas panjang dan berusaha untuk lebih tenang.
Selesai
mengambil kartu peserta, aku dan Indah duduk di tempat yang telah disediakan.
Sekitar lima menit kami bersantai. Ada pemberitahuan kepada seluruh peserta
lomba untuk segera memasuki ruang perlomban.
Aku memasuki
ruangan, duduk sesuai nomor yang tertera di kartu pesertaku. Setelah duduk aku
mulai mengisi data diri dan nama sekolahku, SD Graha Widya.
“Anak-anak
diingat ya… waktu pengerjaan soal adalah 90 menit, jadi gunakan waktu itu
dengan sebaik-baiknya. Kriteria penilaian sesuai dengan yang tertera di cover
lembar soal kalian.” Ujar pengawas lantang.
DEG! DEG! DEG!
Aduh, kenapa
nih? Tiba-tiba jantungku berdebar kencang… Perasaan grogi itu kembali lagi.
Padahal aku sudah lakukan sesuai saran guru-guruku, aku sudah tarik nafas
panjang dan minum air putih sebelum masuk ruangan.
“Tenang Jingga, kamu tidak harus menjadi
juara kok, yang harus kamu lakukan hanyalah berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mendapatkannya dan Ayah sudah melihat usaha itu dari kamu.” Tiba-tiba
pesan Ayah malam tadi terngiang-ngiang dalam pikiranku. Dan ternyata itu sangat
membantu untuk menghilangkan grogi ini. Yap, sekarang aku bisa mengerjakan
soal-soal ini dengan lebih tenang. (Bersambung)…
1 Komentar
Salam Literasi... :)
BalasHapus