Sampah Membuat Jadi Kumuh dan Tidak Sehat


Sampah diartikan sebagai benda bersifat padat, tidak dipakai , tidak diinginkan , dan dibuang.

Kita masih banyak beranggapan bahwa sampah merupakan barang sepele dan membuangnya

sesuka hati kita dimana saja kita berada. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya

seenaknya membuang sampah di depan dagangan tanpa merasa risih. Di pinggir jalan terlihat

tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil, terpencar-pencar. Di parit-parit juga

terlihat penuh oleh bermacam-macam sampah. Dari kejadian seperti ini bisa dikatakan bahwa

masyarakat belum menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak terhadap

kesehatan masyarakat dan menimbulkan kekumuhan.

Dalam kehidupan manusia dahulu, sampah belum menjadi masalah. Tetapi dengan

bertambahnya penduduk dengan ruang tetap, semakin hari masalah sampah jadi semakin

besar. Hal tersebut jelas dari perubahan modernisasi kehidupan dan perkembangan

teknologi dimana aktivitas manusia meningkat. Semakin beragamnya aktivitas, beragam pula

jenis sampah yang dihasilkan, terutama sampah yang berasal dari perumahan. Dalam arti

sampah ini dihasilkan oleh penduduk setempat yang melakukan pembuangan sisa-sisa dari

barang-barang atau produk-produk yang telah mereka pakai. Sampah konsumsi merupakan

sampah yang dihasilkan oleh manusia sebagai pengguna barang.

Sehubungan dengan kegiatan manusia maka permasalahan sampah akan berkaitan, baik

dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Kesehatan seorang atau masyarakat merupakan

masalah sosial yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada dalam

masyarakat.

Jika dapat diamankan, sampah tidak akan menjadi potensi yang berpengaruh terhadap

lingkungan. Namun demikian, sampah yang dikelola tidak berada pada tempat yang menjamin

keamanan lingkungan. Hal itu berdampak terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan

menjadi kumuh, dan menarik bagi berbagai binatang, seperti lalat dan anjing, yang dapat

membawa penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan misalnya diare, kolera,

tipus dan jamur dapat menyebar dengan cepat, karena sampah yang tidak dikelola tepat dapat

bercampur dengan air minum dan menyebarkan virus penyakit.

Cairan rembesan sampah bisa masuk ke dalam drainase atau sungai dan akan mencemari

air. Berbagai organisme di air, termasuk ikan, dapat mati. Lebih ekstrem, beberapa spesies

air dapat lenyap dan mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Sampah

yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik seperti

metana. Selain berbau kurang sedap, dalam konsentrasi tinggi gas (metana) ini dapat

meledak. Tentunya hal itu dapat membahayakan masyarakat luas. Contoh nyata terjadi ketika

kandungan gas metana meledak dan melongsorkan gunung sampah di Leuwigajah, Bandung,

tahun 2005 silam.

Tak jarang sampah yang ada memenuhi parit di sekitar rumah, sehingga menyebabkan

banjir. Musim penghujan menjadi musim yang tidak mengenakkan bagi masyarakat, apalagi

di permukiman yang padat. Parit-parit tidak mampu lagi mengalirkan air secara maksimal,

karena terhalang oleh tumpukan sampah. Hal ini mengakibatkan air hujan terbendung dan

mengenangi pekarangan rumah. Genangan air yang ada membawa bau tidak sedap, serta

membunuh rumput-rumput di halaman rumah dan ruang terbuka lainnya.

Jika dilihat di beberapa daerah, kejadian membuang sampah sembarangan ini sering terjadi di

daerah perkotaan. Yang menjadi pertanyaan apakah masyarakat desa lebih baik perilakunya

daripada masyarakat kota?.Devi Sintia Sari

Posting Komentar

0 Komentar