Pak Abu Ma'sum dilahirkan di desa Payaman kecamatan Solokuro pada tanggal 11 Oktober 1936. Anak pasangan Abdurrohim dan Semani ini satu satunya laki laki dari 3 bersaudara. Dua saudaranya Siti Halimah dan Habsah telah wafat terlebih dahulu
Pak Ma'sum sejak remaja sudah aktif berorganisasi. Mula-mula yang ditekuni adalah Pandu Hizbul Wathan, kemudian Pemuda Muhammadiyah. Jabatan di Pandu HW sebagai ketua Ranting pada tahun 1952-1958. Jabatan di Pemuda Muhammadiyah sebagai ketua Ranting pada tahun 1958-1966.
Pak Ma’sum menjadi ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Payaman periode 2000-2005. Pada periode 2000-2005 terpilih sebagai Bendahara Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solokuro
Dari pernikahan dengan Ibu Rokayah Pak Ma'sum dikarunia 5 putra putri yaitu Zen Fikri, Husnul Yaqin, Astutik, Ulfah, Sunarwati dan Nahrul Yamin. Putra putrinya hidup di luar Payaman
Pak Ma'sum berpengalaman menjadi guru di MIM Payaman pada tahun 1955-1958. Menjadi Guru SDN Payaman 1966-1972. Selanjutnya menjadi kepala SDN Payaman tahun 1972-1997.
Di desa Payaman, Pak Maksum pernah menjabat sebagai pengurus LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), sekarang namanya BPD (Badan Pengawas Desa). Pernah menjadi pengurus KUD (Koperasi Unit Desa) bersama Pak Abdul Mukti, Pak Abdul Syakur, Pak Ekram (alm) dsb.
Sewaktu masjid di Payaman masih satu. Pak Ma’sum bersama Pak S. Nuryadi menjadi pengurus masjid jamik atau masjid desa.
Pak Ma'sum dikaruniai Allah ingatan yang sangat kuat. Peristiwa penting puluhan tahun lalu masih dalam ingatannya secara jelas. Perjalanan pandu HW, dinamika Masumi, perintisan dan perkembangan Muhammadiyah di Ranting Payaman dan Cabang Solokuro disampaikan secara runut dan terinci.
Dalam keseharian Pak Ma'sum bangun lebih awal untuk melakukan shalat malam. Shalat lima waktu dilaksanakan di masjid Al Jihad Muhammadiyah Payaman secara berjamaah.
Tidak lupa membaca Alquran setiap selesai melaksanakan shalat. Dilanjut membaca buku-buku keagamaan, baik buku baru atau membuka di internet. Secara rutin membaca Suara Muhammadiyah dan Matan untuk mengetahui perkembangan persyarikatan.
TV yang sering dilihat adalah TVMu, dan TV yang menyuguhkan kajian keagamaan. Beginilah cara Pak Ma'sum menjaga iman dan takwanya.
Sekali kali Pak Ma'sum pergi ke ladang. Sekedar menengok atau cabut rumput sambil berkeliling ladang.
Dalam sejarah Muhammadiyah Lamongan. Pak Ma'sum dan Pak S. Nuryadi termasuk salah satu perintis berkembangnya Muhammadiyah di Payaman dan Solokuro. Pak Ma'sum dan Pak S. Nuryadi merupakan santri KH Amin Tunggul. KH. Amin Tunggul pada saat itu sudah berpaham Muhammadiyah.Fathur Rohim Syuhadi
0 Komentar